IBM memproduksi chip pertama yang diklaim dirancang sehingga punya kemampuan yang paling mendekati kemampuan otak manusia. Sistem mikroprosesor itu bisa melakukan "rewiring" koneksi ketika menemukan informasi baru, persis seperti kerja sinapsis dalam sistem saraf manusia.
Ilmuwan mempercayai, dengan mereplikasi sistem saraf manusia, teknologi bisa terus belajar. Komputasi kognitif yang dikembangkan di chip ini nantinya mungkin bisa digunakan untuk memahami perilaku manusia dan digunakan untuk monitoring lingkungan.
Dhamendra Modha, pimpinan proyek IBM menjelaskan, saat ini IBM tengah berusaha membuat kembali aspek-aspek yang ada pada manusia, seperti emosi, persepsi, kognisi, dan sensasi dengan proses yang disebut "reverse engineering the brain".
Sistem SyNAPSES, demikian nama sistem yang dikembangkan IBM, memiliki 2 prototipe chip komputing neurosinapsis. Keduanya memiliki 256 core komputasional yang menurut ilmuwan secara elektronik setara dengan neuron. Satu chip memiliki 262.144 sinapsis terprogram, sementara yang lain memiliki 65.536 sinapsis pembelajar.
Pada hewan dan manusia, sinapsis menghubungkan sel otak dan bagian saraf lain berdasarkan pengalaman baru dalam hidup kedua makhluk itu. Proses belajar pada intinya adalah pembentukan dan penguatan dari sinapsis itu. Sebuah mesin, tentu saja tidak bisa tersolder dan terlepas dengan sendirinya. Namun, hal ini bisa disimulasikan dengan meningkatkan volume pada sinyal input dan menaruh atensi yang kurang pada yang lain.
Sejauh ini, IBM belum menunjukkan secara detail bagaimana sistem SyNAPSES bekerja. Namun, Dr Richard Cooper, ilmuwan kognitif di Birbeck University of London mengatakan, sangat mungkin mereplikasi koneksi fisik dengan mesin virtual. Di samping menguatkan dan melemahkan jaringan, sistem seperti yang dikembangkan IBM dengan mudah mengingat berapa banyak "perhatian" yang diberikan ke setiap sinyal dan mengubah ketergantungan pada pengalaman baru.
"Bagian dari triknya adalah belajar alogaritma, bagaimanaAnda seharusnya mengubah volume naik dan turun," kata Dr Cooper. "Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dengan sistem yang relatif simpel seperti itu seperti associate memory. Ketika kita melihat kucing, kita mungkin melihat tikus kecil," lanjut Cooper.
Beberapa orang menganggap bahwa teknologi ini akan mencapai puncaknya ketika kesadaran mesin terwujud. Namun, Mark Bishop, profesor komputasi kognitif memperingatkan, "Saya memahami kognisi sebagai hal yang lebih dan melampaui proses simulasi dengan eksekusi yang hanya komputasi, klaim seperti itu ada di ambang keajaiban."
Sampai saat ini, IBM terus mengerjakan proyek SyNAPSES-nya bersama partner akademisnya dan baru saja diberi 21 juta dollar AS oleh US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).
0 comments:
Post a Comment